Survey
Survei/polling menerapkan prinsip probabilitas untuk penarikan sampel. Pemilihan sampel dilakukan dengan metode yang biasa disebut teknik sampling yang memungkinan setiap anggota populasi mempunyai peluang yang sama untuk dipilih atau tak dipilih jadi responden. Dengan prinsip ini, pengukuran pendapat dapat dilakukan dengan hanya melibatkan sedikit orang. Meski tanpa melibatkan semua anggota populasi, hasil survei/polling dapat digeneralisasikan sebagai representasi suara mayoritas.
Metode survei yang digunakan adalah wawancara tatap muka langsung. Pewawancara dari POLIMETRIK INDONESIA akan mendatangi kediaman calon responden untuk melakukan wawancara tatap muka secara langsung dan semua responden dipilih dengan cara random sampling.
Dalam penarikan sample, POLIMETRIK INDONESIA menggunakan tenik multistage stratified random sampling. Sampling ini bersandar pada teknik simple random sampling yang secara umum persamaan yang digunakan untuk menghitung jumlah sample adalah sebagai berikut :
Z : Mengacu
kepada nilai Z (tingkat kepercayaan). Jika tingkat kepercayaan yang dipakai 95%
maka nilai Z adalah 1.96
p : Variasi populasi
E : Margin of error
N : Jumlah populasi. Penduduk Indonesia
yang berusia 17 tahun ke atas berjumlah sekitar 130 juta
Jika margin of error yang dikehendaki adalah +/- 5% pada tingkat kepercayaan 95% maka jumlah sample berdasarkan persamaan simple random sampling di atas adalah sekitar 1000 sample. Karena teknik yang digunakan bukan simple random sampling (untuk alasan efisiensi) melainkan multistage random sampling, maka jumlah sampel dan margin of error bisa menjadi tidak sama dengan hasil simple random sampling.
Dalam multistage random sampling ada dua komponen utama yang harus diperhitungkan dalam menghitung margin of error: ada stratifikasi populasi, dan ada cluster populasi. Pada prinsipnya, stratifikasi poluasi sebelum pemilihan responden secara random mengurangi margin of error. Sementara cluster populasi, sebaliknya, meningkatkan margin of error. Karena itu plus-minus ini pada akhirnya akan membuat margin of error multistage random sampling kurang lebih sama dengan yang dihasilkan simple random sampling.
Wawancara tatap muka dilakukan oleh pewawancara yang sebelumnya dilatih oleh koordinator wilayah yang didampingi oleh peneliti POLIMETRIK INDONESIA dari Jakarta. Mereka akan disupervisi dan diawasi oleh koordinator wilayah. Jumlah koordinator wilayah disesuaikan dengan kompleksitas wilayah (kepadatan penduduk, luas wilayah, dan daya jangkau dan penyebaran responden).
Koordinator wilayah ini, sebelum melakukan pelatihan bagi pewawancara di masing-masing wilayahnya, melakukan workshop selama tiga hari penuh di Jakarta bersama dengan peneliti POLIMETRIK INDONESIA. Di samping itu, koordinator wilyah bertanggungjawab untuk mengurus perijinan di wilayah masing-masing, membersihkan hasil wawancara, dan membantu peneliti dari POLIMETRIK INDONESIA untuk melakukan spotcheck/ quality control terhadap wawancara yang dilakukan.
Untuk menjaga kualitas data maka dalam survei ini dilakukan spotcheck sebanyak 20% dari seluruh responden. Pertama POLIMETRIK INDONESIA menentukan PSU-PSU yang akan dispotcheck dengan memilih secara dirandom. Kemudian Area koordinator melakukan recheck dengan mendatangi kantor Desa/Kelurahan untuk memastikan apakah proses random RT yang dilakukan oleh interviewer telah sesuai dengan jumlah RT yang ada. Setelah memastikan tidak ada kesalahan dalam proses pemilihan RT maka Area Koordinator akan mendatangi ketua RT untuk memastikan jumlah KK sesuai dengan yang digunakan oleh interviewer dalam merandom KK. Responden yang telah diwawancari oleh interviewer akan didatangi lagi untuk memastikan bahwa wawancara telah dilakukan dengan benar. Selanjutnya, dipilih secara random sejumlah pertanyaan pokok dan elementer untuk memastikan bahwa wawancara telah dilakukan dengan benar. Jika ditemukan kesalahan penarikan sample atau kelalaian dalam wawancara maka maka jumlah sampel yang harus dicek ulang ditambah 10% lagi, demikian seterusnya hingga 40%. Bila tidak ditemukan kesalahan yang berarti, maka wawancara dipercaya telah dilakukan dengan benar, bila sebaliknya, berarti survei gagal.
Kuesioner yang telah terisi akan dikumpulkan oleh koordintor wilayah untuk dikirimkan ke Jakarta. Data entry dilakukan di Jakarta oleh staf profesional yang telah rutin melakukan data entry untuk POLIMETRIK INDONESIA. Proses data entri ini akan dilakukan sebanyak 2 kali untuk meminimalisasi kesalahan entri. Data entry yang pertama dan kedua akan dilakukan oleh orang yang berbeda dan dalam waktu yang berbeda. Dua set data yang dihasilkan, kemudian dikomparasikan tiap item pertanyaannya untuk mendeteksi adanya kesalahan entry dan langsung disesuaikan dengan jawaban yang ada didalam kuesioner.